Apa Sih Sebenarnya Inteligensi Itu?

Mungkin sudah sering kita mendengar istilah inteligensi diperdengarkan di beberapa acara seminar atau kegiatan sekolah. Inteligensi selama ini identik dengan kecerdasan yang dilihat dari skor IQ yang tinggi. Di beberapa sekolah, inteligensi siswa diukur dari suatu kegiatan tes inteligensi. Siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal yang pada akhirnya akan memunculkan suatu angka yang biasa kita sebut sebagai skor IQ. Lalu, apakah sebenarnya inteligensi tersebut?

”tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar.” – Prof. Yohanes Surya. PhD

Apa Sih Sebenarnya Inteligensi Itu?

Apa Sih Sebenarnya Inteligensi Itu?

Mengutip dari buku Life Span Development* (2011), inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah serta beradaptasi dan belajar dari pengalaman. Fokus inteligensi adalah perbedaan individu. Perbedaan individu adalah cara individu menghadapi kehidupan secara konsisten dan stabil yang berbeda satu sama lain.

Dalam pandangan seorang ahli, Robert J. Strenberg, inteligensi memiliki tiga bentuk, yaitu inteligensi analitik, inteligensi kreatif, dan inteligensi praktis. Stenberg mengatakan bahwa anak dengan  memiliki pola inteligensi yang berbeda akan terlihat berbeda ketika belajar di sekolah. Anak dengan kemampuan analitik tinggi cenderung menyukai sekolah konvensional, yaitu sekolah yang memberikan instruksi langsung yang sudah tersistem. Di sekolah konvensional, anak-anak tersebut akan dianggap sebagai siswa yang cerdas di sekolah karena hampir selalu berhasil dalam memperoleh nilai-nilai baik dan peringkat tinggi di sekolah.

Berbeda dengan anak dengan kemampuan analitik, anak dengan inteligensi kreatif umumnya tidak berhasil menduduki rangking baik di kelasnya. Mereka jarang menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan oleh sekolah. Mereka memiliki pola kerja  dan jawaban yang unik  dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru sehingga kadang keunikan tersebut tidak dapat diterima sebagai jawaban yang baik. Keinginan guru untuk memberikan standar pengetahuan yang sama pada tiap siswa yang dapat  meningkatkan keberhasilan akademik malah justru memberikan tekanan pada siswa yang memiliki kemampuan kreatif lebih.

Tiga bentuk intelegensi, yaitu inteligensi analitik, inteligensi kreatif, dan inteligensi praktis.

Berbeda pula dengan anak yang memiliki inteligensi praktis. Anak dengan tipe inteligensi praktis kurang dapat memenuhi tuntutan nilai secara baik di dalam kelas, namun menonjol pada kegiatan di luar kelas. Mereka cenderung menyukai kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan kerja. Bagian diri yang unggul dari anak dengan kemampuan praktis biasanya adalah ketrampilan sosial yang diimbangi dengan daya nalar yang baik. Anak-anak dengan ketrampilan praktis ini ketika sudah dewasa, beberapa dari  mereka  justru menjadi pengusaha atau pembicara yang berhasil, meskipun tidak menonjol di sekolah.

Semua anak adalah anak dengan potensi positif yang sangat besar. Stimulasi yang tepat sesuai dengan kemampuan anak sangat perlu diberikan agar potensi mereka berkembang secara optimal. Arahkanlah anak dengan tepat sesuai keinginan anak, bukan keinginan orangtua. Pahami kemampuan anak secara lebih baik.

Jadi, dari ketiga bentuk inteligensi diatas, kemampuan manakah yang menonjol pada anak Anda?

* Santrock, John W. 2011. Life Span Development, 13th edition. University of Texas – Dallas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *