Deteksi Dini Gangguan Sensori (Sensory Processing Disorder)

Gangguan sensori atau lebih dikenal dengan Sensory Processing Disorder adalah suatu kondisi di mana otak memiliki kesulitan untuk menerima dan merespons informasi yang masuk melalui indera. Gangguan ini biasanya terjadi pada anak-anak dan terlihat seperti gangguan perkembangan kelainan spektrum autisme. Oleh karena itu perlu ada Deteksi Dini Gangguan Sensori (Sensory Processing Disorder).

Anak-anak dengan gangguan ini lebih sensitif dalam melakukan penginderaan terhadap hal-hal yang terjadi dalam lingkungan mereka, seperti sentuhan kain kemeja kasar dan pasir pantai sudah dapat menimbulkan rasa iritasi pada kulit, atau hipersensitif terhadap cahaya dan suara.

Faktor genetic dan lingkungan dari pralahir hingga kelahiran ternyata memegang pengaruh penting. Pralahir yang kurang baik seperti kondisi gizi maupun emosional ibu yang kurang optimal ditambah dengan factor risiko kelahiran seperti berat badan lahir dan prematuritas, menyebabkan factor risiko lebih tinggi untuk terjadinya gangguan ini.

Hanya saja diperlukan penelitian yang lebih lanjut untuk mengidentifikasi peran masing-masing factor penyebab.

Pada dasarnya telah tersedia terapi untuk meminimalisir symptom dari gangguan ini, namun banyak anak dengan gejala sensorik yang salah didiagnosis dan / atau diobati dengan tidak benar sehingga berdampak sampai dewasa. Gangguan ini pada usia dewasa dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam perkawinan, pekerjaan, dan lingkungan sosial masyarakat.

Untuk itu penting sekali melakukan deteksi dini terhadap kondisi anak sedari balita. Berikut adalah daftar gejala yang dikemukakan oleh STAR Institute yang dapat membantu  Anda mengamati kondisi anak sedini mungkin.

Daftar Periksa Sensory Processing Disorder pada Bayi / Balita

* Saat mengisi daftar periksa ini, pikirkan tentang perilaku anak selama enam bulan terakhir

____ Bayi / balita saya bermasalah makan.

____ Bayi / balita saya menolak untuk pergi ke siapapun kecuali saya.

____ Bayi / balita saya mengalami masalah tidur atau tertidur

____ Bayi / balita saya sangat mudah marah saat berpakaian dan sepertinya tidak nyaman dengan pakaian.

____ Bayi / balita saya jarang bermain dengan mainan, terutama yang membutuhkan ketangkasan.

____ Bayi / balita saya mengalami kesulitan mengalihkan fokus dari satu objek / aktivitas ke aktivitas lainnya.

____ Bayi / balita saya tidak memperhatikan rasa sakit atau lambat merespons saat sakit.

____ Bayi / balita saya menolak berpelukan, melengkung menjauh dari orang yang memeluknya.

____ Bayi / balita saya tidak dapat menenangkan diri dengan mengisap empeng, melihat mainan, atau mendengarkan suara saya.

____ Bayi / balita saya memiliki tubuh “floppy”, menabrak benda dan memiliki keseimbangan buruk.

____ Bayi / balita saya tidak banyak atau tidak mengoceh, bersuara.

____ Bayi / balita saya mudah terkejut.

____ Bayi / balita saya sangat aktif dan terus-menerus menggerakkan tubuh / anggota badan atau berjalan tanpa henti.

____ Bayi / balita saya tampaknya tertunda dalam merangkak, berdiri, berjalan atau berlari.

Daftar tilik ini berlanjut pada kelompok usia tertentu, seperti kelompok usia prasekolah dan usia sekolah.

Deteksi Dini Gangguan Pemrosesan SensoriBila lebih dari beberapa gejala ditemukan pada anak-anak, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter atau  profesional lain yang berpengalaman dengan perawatan Sensory Processing Disorder.

Meskipun daftar periksa ini tidak dapat mendiagnosis anak dengan tepat, tetapi daftar tersebut bisa menjadi panduan yang bermanfaat untuk mengetahui apakah diperlukan pengujian tambahan dari professional terkait agar mendapatkan penanganan lebih dini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *