Dilema, Bekerja dan Pengasuhan Anak

Semua orang pasti ingin bekerja. Bekerja adalah salah satu cara untuk mendapatkan kehidupan yang layak bagi diri sendiri maupun bagi keluarga. Jaman sekarang, tidak ada beda antara pria dan wanita dalam bekerja.

Pria dan wanita kini seolah memiliki tanggungjawab yang sama untuk memberikan kehidupan yang layak pada keluarga. Tidak hanya tugas ayah untuk mencari nafkah, tetapi ibu pun memiliki keinginan yang sama.

Ayah dan ibu yang bekerja biasanya meninggalkan anak-anak bersama kakek nenek, pengasuh atau dititipkan di tempat-tempat pengasuhan anak. Kondisi yang sudah menjadi kewajaran di era modern sekarang ini, anak-anak diasuh bukan oleh orangtuanya langsung.

Tidak ada yang keliru dengan kondisi tersebut karena pada dasarnya kesibukan orangtua pun nantinya digunakan untuk memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anak mereka. Ayah dan ibu bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga agar anak-anak mendapat fasilitas hidup yang lebih. Namun, akan menjadi kewajaran juga, apabila pada suatu masa, ketidakhadiran orangtua dalam momen keluarga bukanlah hal yang penting lagi.

Terlalu seringnya orangtua tidak hadir dalam acara anak yang melibatkan keluarga, seolah memberi anggapan orangtua tidak penting lagi untuk ikut serta dalam dinamika kehidupan si anak, semisal pengambilan hasil belajar akhir semester, menghadiri pentas seni anak, atau acara rapat orangtua di sekolah.

Ketidakhadiran orangtua telah tergantikan oleh kakek nenek atau pengasuh anak. Sangat dimungkinkan, anak tidak perlu lagi membicarakan kegiatannya kepada orangtua, karena mereka sudah memiliki dunia sendiri, tanpa orangtua didalamnya, begitu juga sebaliknya.

Jika dunia pribadi anak dan orangtua secara maya sudah terbentuk, kita sebagai orangtua terkadang tidak menyadari bahwa kehadiran orangtua secara fisik bisa menjadi lebih penting melebihi apapun. Fungsi pengasuhan dan pengawasan tentu akan bisa terjadi apabila banyak interaksi antara anak dan orangtua.

Apabila interaksi ini tidak terjadi disertai ketidakhadiran orangtua dalam pengasuhan anak bukan tidak mungkin akan berimbas pada perilaku-perilaku negatif pada diri anak. Sebagai contoh, majunya fasilitas informasi dalam sebuah perangkat telepon bisa sangat membahayakan bagi anak jika tidak dikontrol penggunaannya oleh orangtua.

Beberapa waktu yang lalu sempat kita dengar berita di media, anak memukuli teman hingga luka serius karena menirukan adegan film/games, anak terlibat dalam pornografi dan bahkan ada korban penculikan dan perkosaan anak oleh teman kenalan di jejaring sosial yang ada di perangkat telepon pintarnya. Beberapa contoh tersebut bisa saja terjadi jika orangtua banyak absen dalam kewajibannya mengasuh anak dan hanya hanya memberi fasilitas tanpa pengasuhan dan pengawasan.

pengasuhan anak

Sekali lagi, tidak ada yang salah apabila kedua orangtua bekerja asalkan dapat memberikan pengasuhan dan pengawasan yang positif pada anak. Apabila orangtua mengandalkan kakek dan nenek, memang mereka sudah sepatutnya mendampingi cucu apabila ditinggal oleh orangtuanya bekerja, namun perlu diingat bahwa mereka sudah cukup tua untuk mengikuti perkembangan jaman. Cara asuh yang diterapkan kakek nenek kepada anaknya tentu akan berbeda dengan yang diterapkan pada cucunya. Apalagi jika hanya ada pengasuh anak yang menjaga anak-anak ketika orangtua bekerja.

Modernitas telah menuntut kita untuk berpikir cepat. Apabila kita tidak bergerak, kita akan dilibas olehnya dan bekerja adalah salah satu cara kita bertahan dan berkembang di era modern ini. kita semua memerlukan materi, namun apa arti materi apabila anak-anak kita termakan oleh kekejaman jaman.

Yang diperlukan adalah keseimbangan, yaitu keseimbangan dalam kehidupan kerja dan juga kehidupan keluarga. Karena bekerja adalah untuk kesejahteraan anak, maka kita tidak boleh melupakan pengasuhan dan pengawasan positif untuk generasi penerus kita selanjutnya.

Sudahkah Anda memikirkannya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *