Jiwa Yang Sehat Dalam Tubuh Yang Sehat

Pikiran, perasaan dan kesehatan adalah bagian dari kehidupan yang saling berkaitan erat satu sama lain. Orang dapat jatuh sakit karena pikiran negatif. Pikiran negatif berdampak pada perasaan yang tidak menentu. Antara pikiran dan perasaan yang tidak stabil tersebut, kita akan mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.

Keterkaitan antara tiga unsur tersebut, tidak ada yang mengawali atau mengakhiri satu sama lain. Ketiganya saling mempengaruhi seperti sebuah lingkaran. Bagi orang orang tua, pengalaman hidup telah mendewasakan mereka untuk mengenal diri, sehingga keterkaitan antara pikiran, perasaan, dan kesehatan dapat dimengerti dengan baik.

Sebagai contoh, sepulang dari kantor, badan terasa sangat letih, belum tentu karena kondisi fisik yang melemah, tetapi bisa jadi disebabkan oleh tekanan perasaan atau sebaliknya. Dengan pemikiran  yang sudah sangat berkembang, para orang tua dapat leluasa menemukan penyebabnya. Namun, bayangkan apabila kondisi tersebut terjadi pada anak-anak kita? Dapatkah mereka menyampaikan dirinya sakit karena rindu ayah?

Sakitnya seorang anak, sama halnya dengan orang dewasa dapat disebabkan karena pikiran, perasaan atau memang karena daya tahan tubuh yang sedang melemah secara alami. Demam adalah indikator awal yang dapat dilihat nyata apa diri anak. Rata-rata anak akan mengalami kesulitan menjelaskan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Mereka belum dapat menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan dengan jelas kepada orang tua.

Apabila ada keadaan yang tidak dimengerti dan tidak disukai, mereka kadang hanya diam, menangis, atau bercerita yang kurang dapat ditangkap jelas maksudnya. Karena keterbatasan bahasa dan kemampuan anak-anak dalam berkomunikasi tersebut, maka  manifestasi dari hal-hal yang tidak disukai anak biasanya adalah kondisi fisik yang melemah.

Menciptakan “Quality Time” Dengan Pasangan

Jiwa Yang Sehat Dalam Tubuh Yang Sehat

Sebagai orang tua sudah selayaknya kita jeli melihat kondisi ini. Yang biasanya terjadi adalah begitu anak mengalami demam, orang tua sudah panik untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan untuk mendapat pengobatan, padahal belum tentu anak demam disebabkan oleh suatu penyakit. Bila bukan karena penyakit, pengobatan hanya akan berefek sementara. Akar permasalahan yang sebenarnya bisa jadi belum ditemukan, dan sangat mungkin akan terjadi demam-demam lanjutan di kemudian hari. Oleh karenanya, kejelian orang tua diperlukan untuk melihat setiap perubahan sikap pada anak.

Pengobatan dari petugas kesehatan tentunya diperlukan sebagai pencegahan agar kondisi anak tidak memburuk. Sebagai tambahan, orang tua sangat perlu menjalin kedekatan emosional dengan anak agar dapat mengerti apa yang sedang dirasakan dan dipikirkannya. Baik melalui pengobatan maupun kedekatan, keduanya saling melengkapi supaya anak tetap sehat dan bahagia.

Sebagai tambahan, asupan gizi yang cukup dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari selain menyehatkan juga dapat menstabilkan emosi. Oleh karenanya,  agar anak tumbuh dan berkembang dengan sukacita,  maka diperlukan pikiran, perasaan, dan tubuh yang sehat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *