Mengutip pernyataan dari seorang motivator Yoris Sebastian: “setiap anak itu dilahirkan untuk menjadi seorang yang kreatif”. Namun sayangnya kebanyakan dari orangtua sering menggunakan pernyataan yang bermuatan negatif kepada anak-anak, sehingga membuat mereka menjadi takut, ragu-ragu dan cemas, ketika akan menciptakan suatu kegiatan baru yang dapat meningkatkan kreativitasnya.
Salah satu yang bisa mendorong munculnya kreativitas seorang anak adalah melalui komunikasi yang dibangun antara orangtua dan anak dengan mengedepankan komunikasi yang positif untuk meminimalkan pernyataan yang bermuatan negatif tersebut. Berikut komunikasi positif yang bisa dibangun antara orangtua dengan anak seperti prinsip komunikasi interpersonal yang diungkapkan oleh De Vito :
- Mengedepankan kalimat pujian. Kalimat pujian seperti “bagus”, “good job”, “luar biasa” yang anda ungkapkan membuatnya anak anda merasa dirinya hebat dan apa yang diusahakannya tidak sia-sia. Meskipun yang dilakukan belum sempurna, tetapi paling tidak usaha yang dilakukan untuk berkreasi menciptakan sesuatu dihargai orang lain meskipun baru anda yaitu orangtua nya yang pertama menghargai hasil karyanya.
- Menghindari evaluasi dengan kalimat negatif. Evaluasi disini adalah memberikan masukan terhadap apa yang sudah dilakukannya. Setelah memberikan pujian, anda pun perlu memberikan masukan terhadap apa yang sudah dikerjakannya untuk memperbaikinya sehingga ke depannya ia bisa mengerjakannya dengan baik. Tentunya hindari kalimat “seharusnya”, “semestinya”, “tidak boleh” ,”jangan seperti itu”, “kamu salah kalau seperti itu”. Anda bisa menggantinya dengan mengedepankan kalimat pujian anda lalu kemudian memberikan masukan dengan kalimat “ akan lebih baik lagi jika..”, “ini sudah baik tapi akan lebih sempurna jika..”, “usahamu cukup bagus namun kurang tepat, lebih tepatnya jika..”, dll. Dengan meminimalkan pernyataan yang mengandung muatan negatif, anda tidak membatasi seorang anak dalam menciptakan sesuatu tetapi mendorong anak untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dengan memanfaatkan semua sarana yang ada di lingkungannya dengan bebas.
- Menanggapi pendapat atau opini anak dengan sikap terbuka. Kebanyakan seorang anak menjadi tidak kreatif dan takut mengeksplorasi kemampuannya karena terbentur oleh norma atau aturan yang ada di sekelilingnya. Misalnya, seorang anak mewarnai gajah dengan warna biru atau merah, pasti yang kita lakukan langsung membenarkan bahwa gajah berwarna abu-abu. Tindakan yang anda lakukan tepat namun terlebih dahulu tanyakan kepada anak “mengapa mereka memberikan warna seperti itu pada gajah”. Paling tidak dengan mereka memberikan pendapatnya anda secara tidak langsung mendukung peningkatan kreativitasnya dari segi kognitif yang menunjang perkembangan bahasanya. Dengan anda menanyakan pendapatnya, mereka berusaha mengungkapkan apa yang menjadi pemikirannya kemudian menjelaskannya kepada anda.
- Menunjukkan ekspresi positif saat berkomunikasi dengannya. Tentunya pernyataan pujian anda tidak akan tersampaikan dengan sempurna jika tidak didukung ekspresi wajah positif yang anda berikan. Berikanlah senyuman dan raut wajah yang berseri-seri ketika memberikan penilaian terhadap apa yang sudah dilakukannya sehingga seorang anak pun bisa melihat bahwa anda memang senang dengan apa yang telah dilakukannya meskipun masih banyak yang harus diperbaiki.
Dengan komunikasi positif yang anda bangun dengan seorang anak, diharapkan dapat terus meningkatkan kreativitas seorang anak. Anak pun menjadi lebih percaya diri untuk mengeksplorasi kemampuannya.