Bagaimana sekolah anak-anak, para Ayah dan Bunda? Sekolah adalah sarana belajar dan bermain yang syarat akan kegembiraan dan petualangan apabila dimaknai dengan benar. Ada proses belajar yang sangat menakjubkan di dalamnya. Belajar dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan terbiasa, dan belajar dari tidak mampu menjadi mampu. Belajar berinteraksi dengan dunia.
Di sekolah, anak-anak akan diperlihatkan pada situasi sosial dimana ia harus berinteraksi dengan banyak teman, belajar pengetahuan baru, dan belajar ketrampilan baru. Oleh karenanya, dibutuhkan bekal yang cukup agar dapat berhasil di bidang akademik maupun dalam interaksi sosial.
Bekal yang perlu diberikan kepada anak adalah minat dan ketertarikan pada aktivitas sekolah, salah satunya adalah membangkitkan minat anak untuk membaca dan menulis.
Asyiknya Membaca
Membaca dan menulis adalah kemampuan khusus yang diperlukan anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan tugas-tugas sekolah. Membaca dan menulis seringkali menimbulkan ketakutan pada anak maupun orangtua ketika anak baru mulai belajar.
Orangtua ingin anaknya dapat segera bisa membaca dan menulis, namun tidak semua anak dapat menguasai keterampilan ini dengan cepat. Ketidaksabaran orangtua dalam mengajarkan anak membaca dan menulis dapat mempengaruhi keinginan anak-anak untuk belajar lebih lanjut. Diperlukan kondisi belajar yang santai, serius dan menyenangkan agar anak tidak merasa terpaksa untuk belajar menguasai keterampilan tersebut.
Membaca dan menulis adalah kunci pembuka jendela dunia. Melalui kedua hal tersebut, anak-anak akan belajar banyak hal seperti imajinasi, kreativitas, dan tentunya memperkaya mimpi.
Masa anak-anak adalah masa yang penuh dengan imajinasi dan khayalan luar biasa yang terkadang tidak dapat dicerna oleh akal sehat orang yang lebih besar usianya. Mereka bisa berkhayal tentang pesawat ulang alik dari guling yang biasa menemani mereka tidur. Mereka dapat bermimpi menjadi apa dan siapa saja yang mungkin dirinya sendiri belum pernah bertemu secara langsung dengan yang diimpikan tersebut.
Mimpi dan imajinasi yang mereka bangun, adalah mimpi dan imajinasi yang mereka dapat dari informasi-informasi dari dunia di sekelilingnya, baik dari cerita keseharian orangtua, maupun terutama dari buku-buku yang mereka baca. Bagi anak yang belum mampu membaca pun, jangan khawatir, membacakan cerita juga memiliki aspek penting dalam menggali potensi anak melalui pengenalan huruf dan angka dari buku kegemaran anak.
Bagi yang belum mampu membaca, belajar membaca akan menjadi aktivitas yang menyenangkan karena mereka bisa mengerti sendiri isi buku tanpa harus dibacakan oleh orang lain. Kemudian seiring dengan kemampuan membaca yang bertambah, maka memberikan banyak bacaan adalah salah satu cara menarik minat anak-anak untuk menulis. Anak-anak yang dipaparkan banyak cerita, akan mendorong wawasan mereka bertambah, sehingga pada akhirnya akan memperluas imajinasi mereka tersebut.
Membaca lalu menulis
Menulis terkadang dirasa lebih sulit dibandingkan membaca karena menulis melibatkan gerakan otot tangan dan koordinasi otak. Menulis adalah suatu bentuk latihan keterampilan motorik halus yang tidak hanya berguna secara fisik tetapi juga secara psikologis.
Menulis dapat pula sebagai sarana menuangkan imajinasinya dan khayalan yang didapatkan dari hasil membaca. Menulis berarti membentuk suatu susunan kata yang dapat dibaca. Menulis juga melatih anak untuk berpikir secara runut dan teratur. Bagaimana memulai cerita dan mengakhiri cerita sesuai kejadian dalam imajinasi dan khayalannya.
Anak-anak juga akan belajar memilih kata yang tepat sehingga perbendaharaan katanya akan bertambah dan dihasilkan kalimat yang bisa mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya.
Memahami emosi anak melalui tulisan
Selain imajinasi dan khayalan, anak-anak juga dapat menuangkan emosinya dalam tulisan, baik emosi positif dan emosi negatif sehingga anak-anak dapat memahami apa yang dirasakannya, disisi lain orangtua pun dapat mengetahui apa yang anak-anak rasakan.
“saya senang, kenapa saya senang, karena saya bertemu dengan kakek nenek”. Bisa menjadi contoh logika sederhana yang dapat dikembangkan oleh anak dari kegiatan menulis apa yang sedang dirasakannya.
Kemampuan membaca dan menulis untuk perkembangan anak yang maksimal.
Oleh karena itu, mengembangkan kemampuan anak-anak dalam hal membaca dan menulis dapat memberikan kesempatan dan membuka ruang bagi anak dan orang tua dalam membentuk ikatan yang lebih erat.
Terlebih, jika anak-anak memang memiliki bakat dalam membaca dan menulis, maka yang diperlukan orangtua selanjutnya adalah dukungan bagi mereka mengembangkan bakat tersebut. Seorang pembaca berita dan seorang penulis handal semua dimulai dari kecintaannya pada kegiatan membaca dan menulis sedari kecil.