Perkembangan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, terutama dalam bidang pendidikan. Banyak hal yang memerlukan perubahan untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan yang terus meningkat, salah satunya adalah penyegaran layanan perpustakaan.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai pusat edukasi, informatif, rekreasi, riset dan penelitian (Bafadal, 2009), sehingga layanan perpustakaan haruslah optimal dalam menjalankan fungsinya.
Sebuah perpustakaan dapat berfungsi bagi pemakainya dengan beberapa syarat tertentu, yaitu adanya pembaharuan koleksi, sistem dan aturan yang sesuai jaman, ruang /tempat berlangsungnya kegiatan, ada petugas pustakawan, ada pemakai, serta mitra kerja (Sutarno, 2006). Namun seiring perkembangan jaman dan teknologi dirasakan bahwa minat baca siswa terhadap buku berbahasa Inggris di perpustakaan mulai menurun, salah satu faktornya adalah diantaranya pelayanan perpustakaan yang belum disegarkan.
Minat Baca Siswa
Minat merupakan gambaran sifat dan sikap ingin memiliki kecenderungan tertentu. Minat juga diartikan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan (KBBI Online, 2019). Darmono (2007) menyatakan bahwa minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Jadi minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca.
Menumbuhkan keinginan yang kuat untuk membaca pada siswa sekolah, adalah tantangan tersendiri karena membaca belum menjadi sebuah kebiasaan. Budaya membaca yang masih rendah, pengaruh tayangan televisi, fasilitas pendukung seperti buku yang belum menjadi prioritas, dan kemampuan dan status ekonomi keluarga dalam menyediakan bahan bacaan (Kholianti, 2011) adalah beberapa tantangan yang perlu diantisipasi. Untuk menumbuhkan kebiasaan membaca sekaligus menjawab tantangan tersebut, maka optimalisasi peran perpustakaan di masing-masing sekolah sangat dibutuhkan.
Perpustakaan dapat berperan menjadi jembatan dalam menumbuhkan minat baca siswa. Pengelolaan perpustakaan sekolah terbukti memiliki pengaruh dalam meningkatkan minat baca siswa (Mu’inah, 2017). Tersedianya buku-buku yang bebas untuk dibaca dan beragam fasilitas pendukung seperti ruangan yang nyaman dan petugas yang sigap, dapat menjadi poin plus bagi perpustakaan untuk berperan serta dalam menumbuhkan minat baca siswa.
Layanan Perpustakaan dan Minat Baca Buku Berbahasa Inggris
Layanan disebut berkualitas apabila mencakup lima dimensi (Zeithaml et.al, 1990), yaitu (1) memiliki penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi yang baik, (2) handal dalam melakukan layanan yang dijanjikan dan akurat, (3) memiliki kesediaan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan yang cepat, (4) adanya jaminan akan kepercayaan dan keyakinan, dan (5) adanya kepedulian serta perhatian individual petugas pelayanan terhadap pelanggan. Agar dapat berfungsi optimal dalam memberikan layanan, maka perpustakan dirasa perlu memberikan perhatian pada lima dimensi tersebut.
Berdasarkan dimensi layanan yang berkualitas serta data yang didapat dari hasil survey di perpustakaan SMP N 8 Palembang, didapatkan hasil bahwa perpustakaan sudah berbenah. Perpustakaan memiliki kemauan untuk membantu dan memperhatikan siswa dengan menyediakan pelayanan tepat dan dapat dipercaya. Perpustakaan juga memperhatikan kelengkapan peralatan dan fasilitas fisik perpustakaan, sesuai dengan dimensi layanan yang berkualitas. Hanya saja, untuk dapat meningkatkan minat baca siswa. terutama buku berbahasa Inggris, dibutuhkan partisipasi aktif dari petugas pelayanan di perpustakaan, para siswa, dan guru dalam sinergisitas bersama menyegarkan layanan perpustakan. Salah satu contoh bentuk sinergisitas yang sudah diterapkan di SMP N 8 Palembang, adalah kegiatan gerakan literasi sekolah.
Gerakan literasi sekolah adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik, baik guru, kepala sekolah, peserta didik, orang tua, tenaga pendidikan, pengawas sekolah, dan Komite Sekolah. Tujuan dari gerakan ini adalah menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah, meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, serta menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca (Kemendikbud, n.d).
Gerakan literasi sekolah dimulai dengan menumbuhkan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran di mulai (Permendikbud No. 23 Tahun 2015). Bahan bacaan didapat dari perpustakaan dan siswa bebas membaca buku apa saja yang menarik perhatiannya, sehingga siswa terbiasa membaca untuk mendapatkan informasi tambahan dari bahan bacaan tersebut.
Gerakan literasi sekolah sejalan dengan fungsi perpustakaan sebagai pusat edukasi. Dalam fungsinya tersebut, perpustakaan perlu melakukan penyegaran dengan menambah koleksi buku-buku berbahasa Inggris yang dapat menjadi bahan bacaan dan belajar siswa sehingga siswa memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan yang berguna untuk pengembangan diri lebih lanjut (Bafadal. 2009). Koleksi buku-buku yang selalu disegarkan, dapat menghindarkan siswa dari kebosanan. Siswa juga menjadi aktif untuk membaca sekaligus belajar, sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran bahasa Inggris, perpustakaan dapat memperbanyak koleksi bacaan berbahasa Inggris yang dapat digunakan guru sebagai bahan diskusi dalam pembelajaran. Guru dapat memberikan tugas kepada siswa mencari tulisan di buku-buku berbahasa Inggris yang terdapat perpustakaan sesuai dengan tema yang sedang dipelajari untuk dibacakan dalam gerakan 15 menit membaca sebelum pembelajaran dan kemudian didiskusikan di dalam kelas.
Metode tersebut diharapkan dalam mendorong siswa untuk datang ke perpustakaan, membaca dan mencari tulisan yang sesuai dengan tugas yang diberikan, namun tidak membosankan karena buku referensi yang siswa cari adalah buku-buku berbahasa Inggris yang baru dan terkini. Di sisi lain, metode tersebut mendorong pula perpustakaan untuk berbenah diri dan mengoptimalkan layanannya melalui koleksi yang terus bertambah dan pelayanan yang semakin baik sehingga minat baca siswa buku berbahasa Inggris bertumbuh dan siswa dapat mencari, membaca, serta memanfaatkan buku dalam mendukung proses pembelajaran.
Perpustakaan dapat menjadi bagian dari memori positif yang terbangun selama proses pembelajaran, sehingga diharapkan layanan perpustakaan yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dapat menjadi sahabat bagi siswa, baik melalui koleksi yang ilmiah maupun koleksi fiksi dalam menumbuhkan minat membaca.
Daftar Pustaka
Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpusataakan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara
Danim, Sudarman. (2006). Visi Baru Manajemen Sekolah, Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.
Darmono. (2007). Perputakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajeman dan Tata Kerja. Jakarta: Grasindo.
Kemendikbud. (2015). Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemendikbud. (n.d). Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, Menumbuhkan Budaya Literasi di Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kholiati. (2011). Hubungan antara Frekuensi Kunjungan Perpustakaan Sekolah dengan Minat Baca Siswa Kelas IV di SD Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo Tahun Ajaran 2010/ 2011. Skripsi. PGSD UNY.
Mu’inah. (2017). Pengaruh Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Terhadap Minat Baca Peserta Didik di MAN Polman Kec. Mapilli Kab. Polwali Mandar. Skripsi. Makasar: UIN Alauddin Makasar.
Sutarno. (2006). Manajemen Perpustakaan:Suatu pendekatan Praktis. Jakarta
Zeithaml. Valarie, A, Parasuraman, A and Berry. Leonard. (1990). Delivering Quality Service : Balancing Customer perceptions and Expectations. The Free Press : Adivision of Macmillan. Inc.