Sebagai orangtua, tentu kita berusaha menjauhkan anak dari bahaya kejahatan seksual. Menurut data dari KPAI, dari 10 laporan kekerasan pada anak, 8 di antaranya adalah kasus kejahatan seksual dan 80% korban adalah anak perempuan.
Menurut penelitian, sebagian besar kasus kejahatan seksual pada anak dilakukan oleh orang yang dikenal anak. Pelakunya bisa jadi adalah guru, tetangga, atau kerabat dekat. Orang-orang yang biasanya menunjukkan minat pada anak, terkadang justru bisa menjadi ‘predator’ anak alias pelaku kejahatan seksual pada anak.
Mencegah Kejahatan Seksual Pada Anak
Tidak mudah mengetahui secara langsung pelaku kejahatan seksual. Hal yang dapat dilakukan adalah mengajarkan anak mengenai pencegahan tindak kejahatan ini. Caranya:
- Kembangkan komunikasi terbuka, dan percaya pada anak, sehingga anak akan nyaman berkomunikasi dan bercerita kepada anda mengenai kondisi sehari-harinya.
- Berikan informasi pada anak mengenai mana bagian-bagian tubuhnya yang pribadi: jelaskan bagaimana dan siapa yang boleh menyentuh bagian tubuhnya.
- Ajarkan anak cara membedakan sentuhan aman dan sentuhan tidak aman. Dan jika sentuhan tidak aman dialami anak, ajari mereka cara mencari pertolongan dan menghentikan pelaku.
- Ajari anak mengenal nama, alamat dan nomor telepon pada usia dini. Beritahu juga pada si kecil, bila terpisah dari orangtua atau guru, ajarkan mereka memberitahu alamat dan nomor telepon Anda pada petugas keamanan.
- Kenali siapa saja teman anak serta awasi orang-orang yang bermain dengan anak kita.
- Ajak anak berdiskusi tentang cara menjaga diri dan menjelaskan berbagai faktor resiko yang perlu dijauhi anak agar terhindar dari pelecehan seksual.
- Jaga koneksi internet anak agar bersih dari pornografi.
Wajib waspada terhadap orang dewasa yang mencoba menghabiskan waktu hanya berdua dengan anak, bahkan jika orang tersebut Anda kenal. Menurut riset di Assosiasi Psikolog Amerika Serikat, 90% dari kasus pelecehan seksual yang terungkap, ternyata pelakunya merupakan orang yang dikenal korban. Bahkan, 30% di antaranya masih memiliki hubungan keluarga! Hanya 10% pelaku yang betul-betul orang asing bagi korban.
Seperti layaknya Anda mengajarkan soal bahaya bermain di jalan raya, atau bermain di dekat kompor, beri informasi pada anak bahwa kejahatan ini bisa menimbulkan efek yang buruk. Selalu dampingi anak, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.