Pengembangan Pribadi Anak yang Positif Melalui Cita-Cita

“Ibu, itu bis apa?” Tanya anak kecil dalam sebuah perjalanan melintasi jalanan ibukota. 

“Ibu….ibu…aku suka kereta dan bis, kalau aku sudah bosen jadi masinis, aku jadi sopir bis yang besar itu ya, bisnya bagus, spionnya besar…” lanjutnya dengan berapi api.

Pengembangan Pribadi Anak yang Positif Melalui Cita-Cita

Cita-cita seringkali ditanyakan kepada anak-anak kecil oleh orangtua maupun orang dewasa disekitarnya. Sebagian besar para orangtua secara umum akan merasa bangga kalau anaknya menjawab dengan cita-cita seperti pilot, dokter, tentara dan profesi profesi lain yang gampang dikenali oleh anak anak. Cita-cita seperti anak di atas akan dianggap tidak keren, tidak hebat dan dilabeli dengan kata cuma, yaitu cuma jadi masinis atau cuma jadi sopir.

Pola pikir dan pengetahuan anak usia Taman Kanak- kanak memang belum sepintar dan seluas kakak-kakaknya, namun mereka mempunyai satu hal yang sangat istimewa yaitu kepolosan. Tidak pernah terbersit dalam benak anak-anak untuk mengecilkan profesi-profesi tertentu. Kalaupun itu terjadi sudah dapat dipastikan bahwa itu akibat campur tangan orang dewasa.

Dalam kepolosan anak-anak, hendaknya dapat di isi dengan hal positif yang berkaitan dengan cita-cita. Tidak ada yg salah dengan cita-cita anak-anak. Pemikiran mereka pada profesi yang akan mereka geluti kelak masih sangat minim. Peran orangtua dan orang disekitar anak sangat penting untuk memahami profesi-profesi yang akan digeluti anak nantinya.

Orangtua perlu menanamkan pengertian kepada anak bahwa apapun profesi seseorang pada dasarnya adalah profesi yang baik. Setiap profesi punya perannya masing-masing dalam kehidupan, dan anak-anak perlu diajarkan untuk menghargai beragam profesi tersebut. Tentunya, perlu ada pemilahan profesi yang akan dikenalkan kepada anak, yaitu profesi yang halal dan tidak bertentangan dengan hukum.

Terkadang alasan anak-anak memilih cita-cita masa kecil dengan sangat sederhana. Keinginan menjadi masinis atau sopir muncul karena kereta dan bis menjadi moda transportasi yang menarik minat, sehingga orang yang dapat mengemudikan kereta menjadi idola bagi si anak.

Apabila suatu saat sudah bertambah umur dan pengalaman, bisa jadi kecintaannya pada kereta api atau bis justru menginspirasi si anak untuk menjadi innovator perkeretaapian dan bis. Entah dari sisi pengembangan teknologi kereta api ataupun dari sisi sistem pelayanannya sehingga layanan kereta api di indonesia bisa sejajar dengan Jepang, Cina atau negara negara di Benua Eropa dan Amerika.

Di sisi lain, saat anak tumbuh besar berinteraksi dengan berbagai profesi, dia mampu menghargai orang orang tersebut dengan tetap menjadi pribadi yang santun dan sopan pada setiap orang apapun profesinya. Sikap yang saat ini mulai luntur dan berganti menjadi sikap yang meremehkan profesi lain yang dianggap tidak setara.

Anak-anak adalah peniru yang ulung, dan sikapnya terhadap orang lain bukan tidak lain hasil meniru dari pengamatannya terhadap perilaku orangtua dan orang dewasa di sekitarnya. Menanamkan nilai nilai positif kepada mereka dengan menghormati setiap profesi adalah peran orangtua, demikian juga dalam mengiringi anak-anak menemukan cita cita yang sebenarnya sesuai dengan kemampuan bakat dan minatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *