Sekarang ini, masyarakat tengah berada di era digital di mana banyak aspek kehidupan yang dijalani kerap bersinggungan dengan teknologi. Menurut data yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), angka pengguna internet terus meningkat sejak awal kemunculan hingga saat ini. Dilihat dari total penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta orang, sebanyak 143,26 juta merupakan pengguna internet aktif. Yang menarik adalah sebagian besar pengguna (87,13%) memanfaatkan internet untuk mengakses media sosial (APJII, 2017).
Melihat fenomena penggunaan internet di masyarakat tersebut, nampaknya mengakses media sosial telah menjadi rutinitas sehari-hari. Tidak hanya remaja, para orang tua muda juga banyak melakukan hal yang sama karena mereka mendapatkan kemudahan mendapatkan informasi seputar pengasuhan dan perkembangan anak melalui media sosial.
Informasi seputar pengasuhan dan perkembangan anak mudah sekali ditemukan di berbagai akun media sosial. Ada yang memang dikelola oleh para ahli perkembangan seperti Psikolog, Pediatri, ataupun para influencer yang membagikan pengalaman dalam pengasuhan anak. Isi konten dari akun-akun tersebut banyak memberikan manfaat bagi siapapun yang mengakses. Namun di sisi lain, juga menimbulkan kontroversi antara netizen pada umumnya.
Sebagai contoh, pro kontra proses melahirkan normal atau tindakan operasi (Sectio Caesarea). Ada yang berpendapat bahwa kelahiran normal adalah yang terbaik, sedangkan kelahiran melalui tindakan operasi adalah sebaliknya. Kasus lain terkait dengan metode memberi makan anak: ada yang menggunakan teknik BLW (Baby Led Weaning), ada juga yang kontra dengan hal tersebut. Kedua hal tersebut adalah contoh informasi seputar pengasuhan yang beredar di media sosial. Jika informasi tersebut tidak disikapi dengan bijak, maka dapat menimbulkan kebingungan bagi para ibu muda khususnya.
Media Sosial dan Informasi Pengasuhan
Riset menunjukkan bahwa media sosial memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap gaya pengasuhan orang tua terhadap anak. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan orang tua menjadi kurang fokus, menurunkan kualitas interaksi dengan anak, bahkan terkadang beresiko membuat anak berada pada kondisi yang membahayakan (Ante-contreras, 2016).
Media sosial dalam konteks sosial dan ekologis memberikan pengaruh pada gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua, terutama yang tinggal di wilayah perkotaan. Dimana berbagai penelitian lintas budaya menemukan bahwa lingkungan berperan dalam membentuk individu, termasuk orang tua, dan bagaimana orangtua berinteraksi dengan anak (Hendriati & Okvitawanli, 2019). Di sinilah media sosial memainkan peranan dalam memberikan berbagai informasi mengenai pengasuhan terhadap si kecil.
Perlu disadari bahwa tidak semua content yang ada di sebuah akun media sosial bisa diserap mentah-mentah. Dibutuhkan kehati-hatian dan juga sikap kritis menyikapi informasi tersebut. Pastikan bahwa informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai bagian dari sikap bijak orangtua saat bermedia sosial.
Sikap bijak orangtua dalam bermedia sosial adalah bagian dari lima tugas dasar orangtua, yaitu: 1) memastikan keberlangsungan hidup anak; 2) stimulasi; 3) dukungan; 4) menanamkan bagaimana merespon, stimulasi, dan memberikan dukungan; 5) mengawasi anak-anak (Bradley, 2002). Jika tugas-tugas tersebut dapat dijalankan dengan baik, maka akan sangat menunjang tumbuh kembang anak yang sehat secara fisik maupun psikis.
Karena pada hakikatnya, orang tua memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Orang tua dibutuhkan untuk terlibat secara utuh agar dapat memberikan stimulasi kognitif secara optimal kepada anak. Orang tua juga perlu “hadir” secara emosional agar anak dapat belajar meregulasi emosi secara sehat (Santrock, 2012). Sehingga sangatlah penting untuk bersikap bijak dalam menyerap informasi di media sosial, tidak hanya sekedar “copy-paste” apa yang didapatkan di media sosial,
Daftar Pustaka
Ante-contreras, D. (2016). Distracted Parenting : How Social Media Affects Parent-Child Attachment. San Bernardino.
APJII. (2017). Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.
Bradley, R. H. (2002). Environment and parenting. In Marc Bornstein (ed.). Handbook of parenting, Volume 2: The biology and ecology of parenting. Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers.
Hendriati, A., & Okvitawanli, A. (2019). Challenges of Parenting in an Urban Setting. Psychological Research on Urban Society, 1(2), 36–43. https://doi.org/10.7454/proust.v2i1.43
Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development (13th ed.). McGraw Hill.