Anak-anak aktif sebagai pembelajar sepanjang hidup mereka. Mereka memperoleh pemahaman tentang dunia melalui interaksi dengan lingkungan mereka, termasuk aspek sosial budaya setempat. Proses perkembangan anak-anak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Vygotsky, seorang psikolog Rusia, mengenalkan konsep konstruktif dan menekankan bahwa anak-anak memiliki batasan kemampuan dalam proses belajar. Batasan ini dapat berkembang atau tetap stagnan. Memberikan kebebasan kepada anak-anak dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri akan membantu perkembangan kemampuan mereka secara optimal.
Peran Lingkungan Sosial Budaya dalam Perkembangan Anak
Namun, kebebasan ini masih membutuhkan bantuan dan arahan dari orang tua sebagai lingkungan terdekat mereka. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, dan penyederhanaan konsep agar anak dapat mandiri dalam mengerjakan tugas mereka. Misalnya, jika anak ingin menggambar pemandangan, mereka dapat memilih warna secara bebas, tetapi orang tua perlu memberikan pengertian mengenai pemilihan warna yang tepat.
Bantuan dan arahan yang diberikan kepada anak dapat dikurangi secara bertahap selama proses pembelajaran. Tujuannya adalah agar anak dapat mengerjakan tugas dan mengambil tanggung jawab dalam menyelesaikannya tanpa bantuan dari orang lain. Anak akan belajar menjadi mandiri melalui pengalaman mereka sendiri. Tingkat kemandirian anak akan bervariasi tergantung pada pengalaman interaksi mereka dengan lingkungan.
Perspektif Konstruktif dan Peran Lingkungan
Pengalaman ini juga membentuk anak sebagai anggota masyarakat. Dalam proses ini, anak mungkin menghadapi kendala. Salah satu kendala yang mungkin timbul adalah ketika anak mulai mengembangkan kehendak mereka sendiri yang mungkin berbeda dengan keinginan orangtua. Terkadang, orangtua belum dapat menghargai keinginan anak karena masih memandang mereka sebagai anak kecil. Jika konflik ini tidak diatasi, anak mungkin menjadi pemberontak. Namun, pemberontakan anak akan mereda seiring dengan perkembangan lingkungan sosial budaya tempat anak tumbuh.
Dengan perspektif konstruktif ini, kita dapat menyimpulkan bahwa lingkungan sosial budaya berperan penting dalam perkembangan anak. Anak adalah bagian tak terpisahkan dari interaksi yang terjadi di lingkungan sosial budaya, dan sebaliknya.
Keluarga, sebagai lingkungan sosial budaya pertama anak, memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangannya. Oleh karena itu, sebagai orang dewasa di sekitar anak, baik sebagai orang tua maupun anggota keluarga lainnya, kita harus menciptakan lingkungan yang kondusif bagi setiap interaksi agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Kesiapan sebagai orang tua untuk mendampingi anak dalam membangun pemahaman positif tentang dunia mereka sangat lah penting.